Minggu, 24 Juni 2018

TALENT MANAGEMENT ATAU MANAJEMEN BAKAT

TALENT MANAGEMENT
Tirtaria Kubu Raya Pontianak, 6-7 Juni 2018
Pada Tanggal 6-7 Juni 2018 saya mendapat undangan untuk mengikuti Pelatihan dari tempat kerja saya yang difasilitasi oleh Puskopdit Borneo. Perlu saya sampaikan dalam Koperasi dikenal istilah CU Primer dan CU Skunder. Tempat kerja saya saat ini yaitu Koperasi Kredit CU Lantang Tipo merupakan CU Primer dan CU Skundernya adalah Puskopdit Borneo. Yang membedakan yaitu pada tugas dan fungsingnya, itu sekilas tentang istilah yang saya sampaikan agar pembaca tidak bingung J.
                Kali ini saya tidak menulis tentang Lembaga tempat saya bekerja atau Puskopdit Borneo namun saya akan merekam ilmu atau pengetahuan yang saya dapat selama mengikuti Pelatihan yang di Fasilitasi oleh orang hebat yaitu pak Bahari Antono, S.T., M.B.A dari HRD Forum melalui tulisan saya ini sekalian dapat berbagi kepada para pembaca.
                Sesuai dengan apa yang saya sampaikan bahwa fasilitator pelatihan kali ini merupakan orang yang menguasi banyak bidang seperti HR Planning, Recruitment and selection, Compensation & Benefit, Training and Development, KPI, TNA, dll. Pada pelatihan yang Beliau fasilitasi kali ini saya akan tulis kembali  pengetahuan yang saya peroleh menurut sudut pandang saya sebagai pribadi.
                Seperti pada pelatihan-pelatihan lain yang difasilitasi oleh Pak Bahari, Beliau akan selalu membawa materi dengan minimal 3 metode yaitu Presentasi, Latihan dan diskusi kelompok. Saya sebagai peserta pelatihan merasakan sangat mudah untuk memahami dan mengerti maksud dan tujuan dari materi yang disampaikan. Kali ini materi yang disampaikan yaitu tentang “Talent Mangement and Carrer System”. Materi yang disampaikan menurut saya tepat sasaran sesuai dengan latar belakang peserta.

                Langsung saja J

Setelah saya mengikuti pelatihan, saya baru memahami apa itu  Talent Mangement and Carrer System. Pada tulisan ini saya fokus menulis pendapat saya mengenai talent management. Jika diartikan Talent management atau manajemen bakat merupakan sebuah cara atau sistem untuk mendapatkan penilaian yang tepat terhadap masing-masing karyawan di perusahaan. Hasil dari penilaian tersebut berguna untuk melihat dan menilai apakah karyawan mampu untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Pada saat akan mengikuti pelatihan saya berpikir saya akan sulit memahami dan mengimplemtasikan ilmu yang saya dapat dari pelatihan Talent Mangement ini, karena saya bukan orang TOP manajemen di tempat kerja saya. Saya bukan sebagai Pengurus, CEO maupun Chief Human Resource Develovment karena dari apa yang disampaikan oleh Pak Bahari bahwa  Talent Mangement and Carrer System tepat sasaran apabila diikuti oleh level TOP manajemen. Di tempat saya bekerja yang dikatakan TOP manajemen bisa Pengurus, CEO, CHRD dsb dimana orang-orang tersebutlah yang secara langsung memilih orang-orang atau “Talent” yang diharapkan tepat untuk menduduki posisi yang dibutuhkan lembaga. Orang yang “tepat” adalah orang-orang yang memiliki performance tinggi dan Potential Tinggi. Performance tinggi yaitu karyawan yang menghasilakan kinerja sangat baik di perusahaan atau lembaga jika ditempat saya bekerja bisa dinilai dari KPI. Sedangkan Potential tinggi merupakan perbandingan kompetensi yang dimiliki karyawan dengan target kompetensi yang diperlukan atau dibutuhkan, misalnya untuk menjadi seorang CEO harus mampu merancang dan menganalisa laporan keuangan, motivasi kerja tinggi, memiliki jiwa kepemimpinan, kerjasama tim yang baik, dsb bandingkan dengan kompetensi yang ada pada karyawan apakah sesuai atau tidak, jika sesuai artinya potential tinggi dan sebaliknya. Untuk mengetahui Perpormance dan Potential seoarang talent tentunya melalui proses pemetaan dan data. Orang yang memiliki Performance tinggi dan Potential Tinggi dinamakan karyawan kelompok “STAR” untuk lebih jelas dapat milihat contoh Talent Mapping dibawah.

Jika dibaca secara umum sepertinya sederhana ya…J. Namun dalam prosesnya tidak semudah itu karena dalam pemetaan dan penetapan Talent-talent yang siap banyak kendala yang dapat menghambat sehingga tidak berjalan sesuai rencana dari TOP manajemen atau kebutuhan lembaga atau perusahaan atau bahkan kebutuhan kita pribadi. Dari penjelasan yang saya dapat selama pelatihan saya sangat senang sekali dapat menambah lagi pengetahuan dan koleksi modul-modul yang saya miliki. Pelatihan ini tentu sangat bermanfaat untuk siapapun. Menurut saya pribadi Talent Management dapat kita terapkan untuk kebutuhan kita terutama untuk kita semua yang memiliki usaha dan didalamnya ada orang-orang yang berkerja mengelola dan menjalankanya. Dalam Talent management kita juga diajarkan bagaimana kita mampu mempertahankan orang-orang yang kita anggap “star” di tempat kita bekerja agar tidak diambil oleh orang lain yang menyebabkan kita harus membuat talent baru tentunya akan membutukan waktu dan biaya.
Ada dua cara atau tahap awal stretegi untuk mendapatkan Talent yang sesuai dengan apa yang kita inginkan atau lembaga inginkan yaitu dengan cara “Make” atau “Buy”. Make yaitu bagaimana cara kita membentuk orang-orang di dalam lembaga agar memiliki kompetensi yang tinggi dan potential tinggi. Ada beberapa cara seperti Training, Coaching dan Job Assigment atau penugasan khusus oleh atasan langsung kepada orang-orang yang dianggap talent. Artinya kita atau lembaga memiliki peran penting untuk meningkatkan kompetensi dan potential mereka untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai yaitu talent kelompok “star”. Menurut saya pribadi startegi “Make” akan membuat karyawan loyal terhadap lembaga, loyalitas karyawan sangat penting dalam mendukung visi dan misi lembaga agar dapat tercapai. Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi akan bekerja bukan karena semata-mata untuk mendapatakan gaji namun lebih dari itu karyawan dengan sendirinya akan berusaha untuk memberikan ide, gagasan dan segenap kemampuan mereka agar lembaga dapat tetap bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi segala tantangan dan situasi. Sedangkan Buy yaitu cara mendapatkan talent melalui proses penerimaan karyawan dari luar, dimana merupakan orang-orang yang sesuai dengan kebutuhan lembaga dan sudah professional di bidangnya, misalnya lembaga membutuhkan Jabatan untuk bidang Legal dapat melakukan penerimaan karyawan dari latar belakang Advokat, hukum dsb. Orang-orang ini tentunya sudah pasti memiliki kompetensi tinggi dan Potential tinggi.
Dari dua penjelasan diatas secara pribadi saya sangat tertarik proses mendapatkan talent dengan cara “Make”. Mengapa demikian jika dilihat dari tulisan saya diatas kedua-duanya sama-sama baik untuk kebutuhan lembaga. Namun saya pernah mengikuti pelatihan berkaitan dengan cara menilai seorang karyawan, seorang karyawan tidak cukup kita hanya nilai dari knowledge dan Skills nya saja namun yang paling utama yaitu attitude nya. Jelas jika kita lihat talent yang kita peroleh dengan Cara “Make” maka lembaga akan banyak mengenal attitude talent tersebut. Sebaliknya “Buy” menurut saya sebagian besara kita hanya dapat menilai dari Knowledge dan Skillnya saja namun belum mengetahui lebih jauh Attitudenya. Sementa cukup sampai disini semoga dapat bermanfaat. Bersambung.

Pontianak, 23 Juni 2018
Venensius Denses

Referensi:

Bahari Antono, Talent Mangement and Carrer System, HRD Forum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Be Positive😁

Tentang Kebahagiaan Seperti biasanya selepas pulang kerja jika ada waktu saya sempatkan untuk membaca, kebetulan pada hari itu say...